Senin, 10 November 2014

KONSEP FRAKTUR

A.     Pengertian
Fraktur adalah terputusnya keutuhan tulang, umunya akibat trauma. Fraktur digolongkan sesuai jenis dan arah garis fraktur.

B.      Klasifikasi fraktur
1.      Fraktur sederhana (simple) adalah fraktur yang tidak merusak kulit diatasnya.
2.      Fraktur kompleks adalah fraktur yang merusak kulit diatasnya.
3.      Fraktur kominut adalah apabila trauma tersebut sampai menghancurkan tulang menjadi tiga atau lebih fragmen/keeping.
4.      Fraktur impak adalah apabila terdapat fragmen yang terpendam dalam subtansi yang lain.
5.      Fraktur kompresi adalah dimana tulang tersebut hancur, umumnya mengenai tulang vertebra.
6.      Fraktur depresi adalah umumnya yang terjadi pada tulang tengkorak, yang masuk kedalam.
7.      Fraktur komplet, artinya keutuhan tulangnya terputus.
8.      Fraktur tidak komplet, artinya keutuhan tulang tersebut tidak sampai terputus.












C.      Beberapa Penyebab Fraktur :
1.      Dorongan langsung pada tulang
2.      Kondisi patologis yang mendasarinya, seperti rakitis, yang mengarah pada fraktur spontan
3.      Kontraksi otot yang kuat dan tiba-tiba
4.      Dorongan tidak langsung (mis., terpukul benda terbang) dari jarak jauh
5.      Cedera karena penggunaan berlebih
6.      Imobilisasi yang ,engakibatkan osteoporosis.

D.     Gambaran Klinis :
1.      Nyeri
2.      Kehilangan fungsi
3.      Deformitas, nyeri tekan dan bengkak
4.      Perubahan warna dan memar
5.      (krepitasi, tidak untuk ditimbulkan !)

E.      Pemeriksaan Penunjang :
1.      Radiografi pada dua bidang (cari lusensi dan diskontinuitas pada korteks tulang)
2.      Tomografi, CT scan, MRI (jarang)
3.      Ultrasonografi dan scan tulang dengan radioisotope. (scan tulang terutama berguna ketika radiografi/CT scan memberikan hasil negative pada kecurigaan fraktur yang klinis).

F.       Penatalaksanaan Fraktur :
1.      Segera
·         Hilangkan rasa nyeri (opiate intravena, blok saraf, gips, dan traksi).
·         Buat akses intravena dengan baik dan kirim golongan darah dan sempel untuk dicocokkan.
·         Fraktur terbuka (compound) membutuhkan debridement, antibiotic, dan profilaksis tetanus.
2.      Definitif
·         Reduksi (tertutup atau terbuka)
·         Imobilisasi (gips, bracing fungsional, fiksasi internal, fiksasi eksternal, traksi).
·         Rehabilisasi (bertujuan untuk mengembalikan pasien ke tingkat fungsi seperti sebelum trauma dengan fisioterapi dan terapi okupasi)

G.     Proses Penyembuhan Fraktur :
a         A. Setelah fraktur terjadi, darah akan merembes kedalam area fraktur dan membentuk hematoma
b.       B. Setelah 1 minggu, osteoblas mulai membentuk sesuai retraksi bekuan
c.       C.  Setelah kira-kira 3 minggu, prokalus mulai terbentuk dan menstabilkan fraktur
d.       D. Dari 6-12 minggu, kalus membentuk sel-sel tulang
e.       E.  Dalam 3-4 bulan, osteoklas mulai membentuk kembali tempat fraktur
f.        F.  Dengan penambahan normal, tulang akan dibentuk kembali secara komplet dalam 12 bulan.
Gambar Penyembuhan Fraktur

H.     Kondisi yang Mempengaruhi Penyembuhan Frakrur :
1.      Penghentian pengobatan ditengah-tengah proses perbaikan tulang
2.      Imobilisasi tidak adekuat
3.      Suplay darah buruk
4.      Distraksi fragmen
5.      Interposisi (terhalang) jaringan lunak
6.      infeksi

I.        Komplikasi yang kemungkinan terjadi :
a.      Dini
·         Kehilangan darah
·         Infeksi
·         Emboli paru
·         DVT dan emboli paru
·         Gagal ginjal
·         Sindrom kompartemen
b.      Lanjut
·         Non-Union, diartikan sebagai gagal tersambungnya tulang yang mengalami fraktur
·         Delayed Union, terjadi apabila penyembuhan fraktur lebih dari 6 bulan
·         Malunion, yaitu penyambungan yang tidak normal pada fraktur.
·         Pertumbuhan terhambat
·         Artritis
·         Distrofi simpatik (reflex) pascatrauma

Daftar Pustaka
Betz, C.L. & Sowden, L.A. 2004. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Ed 5. Jakarta: EGC.
Grace, P.A. & Borley, N.R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Ed 3. Jakarta: Erlangga.
Tambayong, J. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Template by BloggerCandy.com